Senin, 20 Juni 2011

QUANTUM TEACHING
( Pembelajaran Yang Menyenangkan )
Oleh : Dedi Suherman
Guru SDN 1 Jati Kec. Batujajar Kab. Bandung Barat

Bila kita mencoba melakukan penelitian atau survey ke setiap sekolah terutama pada jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan mungkin di jenjang pendidikan tinggi. Ketika loceng tanda masuk kelas berbunyi, umumnya para peserta didik mengucapkan kata "Uuuh!", sambil berbondong masuk kelas dengan wajah kurang gairah, menandakan mereka kurang semangat untuk belajar. Sebaliknya bila terdengar bunyi loceng tanda istirahat atau pulang, hampir seluruh peserta didik mengucapkan kata "Asyiiik!" atau "Horeee!", pertanda mereka gembira alias senang karena akan segera keluar dari ruangan kelas. Bila memang demikian adanya yang terjadi di setiap sekolah, hal ini merupakan indikasi bahwa kegiatan belajar mengajar di ruang kelas tidak begitu menyenangkan alias membosankan peserta didik. Sikap mereka ketika berada di dalam kelas bagaikan sikap para nara pidana di dalam penjara. Masuk ogah keluar gairah.
            Pada peristiwa lain di dalam aktifitas remaja/pemuda yang nota bene para pelajar dan mahasiswa, bila mereka pergi menonton suatu show artis dan grup band terkenal atau ketika mereka pergi menyaksikan pertandingan sepakbola kesebelasan kesayangannya, mereka masuk ke tempat pertunjukkan atau ke stadion sepak bola dengan antusias penuh gairah, rela berdesak-desakan berebut ingin segera masuk. Ketika acara selesai seolah-olah mereka enggan meninggalkan tempat pertunjukkan /pertandingan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka merasa enjoy/ happiness.
            Bila demikian halnya, guru merupakan pemeran  utama yang harus menjadi daya tarik peserta didik untuk mengikuti KBM dengan penuh gairah dan antusias. Banyak teori yang dikemukan oleh para pakar atau praktisi pendidikan yang membahas metode pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu metode mutakhir tentang pembelajaran yang menyenangkan adalah Quantum Teaching. Metode Quantum Teaching berawal dari sebuah upaya Dr. George Lozanov seorang pendidik asal Bulgaria yang melakukan eksperimen dengan sugestologi yang pada prinsipnya menyatakan bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar. Dalam perkembangan selanjutnya, Bobbi DePorter murid Lazanov mengembangkan teori Quatum Teaching dengan mengadopsi teori-teori lainnya seperti teori sugesti, teori otak kanan dan otak kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, audiotorial dan kinestetik) serta teori pendidikan holistic.
            Namun penulis berasumsi, gairah tidaknya peserta didik mengikuti KBM di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh kondisi mental, emosional serta psikologis pendidik. Bila kondisi psikis dan mental pendidik dalam keadaan gairah, senang dan penuh semangat untuk mengajar, maka akan berpengaruh besar membangkitkan semangat dan gairah belajar peserta didik. Kondisi psikis pendidik akan senang bila keadaan ekonominya tidak terlilit utang, penampilan pendidik di hadapan peserta didik tidak akan terlihat murung bila pikirannya tidak bingung.  Penampilan pendidik akan selalu menarik sehingga menimbulkan simpatik peserta didik bila jiwanya tidak panik. Tapi bila pendidik pikirannya bingung niscaya penampilannya akan murung, bila pendidik banyak utang sulit tampil dihadapan peserta didik menyenangkan bahkan mungkin dihadapan mereka akan bersikap uring-uringan. Bila perasaan hati pendidik sedang susah memikirkan utang yang melimpah, sulit untuk mengajar penuh gairah, malah mungkin akan sering marah kepada peserta didik yang dianggap salah.
             
            Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka bagi pendidik dan keluarganya harus mampu menahan diri untuk tidak terjebak oleh sikap mental konsumtif, materialistis dan hedonis. Sebab bila sikap tersebut telah merasuk pada diri seseorang, berapapun penghasilannya sulit untuk memenuhi keinginannya, akan selalu kurang dan kurang.
            Bagaimanapun teori Quantum Teaching atau metode PAKEM (Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) dikuasai oleh guru, tapi bila kondisi psikis, mental dan emosional guru dipenuhi berbagai macam masalah, dirundung bingung, dililit utang yang menjepit. Sulit kiranya guru tersebut menciptakan suasana KBM yang menyenangkan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar