Rabu, 08 Juni 2011

Cultural Lag dan Mestizo Cultural Bahaya Yang Mengancam




Oleh : Dedi Suherman
Guru SDN 1 Jati Kec. Batujajar Kab. Bandung Barat


            Tidak dapat dipungkiri bahwa masyarakat senantiasa mengalami perubahan. Hal ini disebabkan sifat masyarakat yang dinamis dan bergerak seiring dengan perubahan zaman serta akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses perubahan sosial dapat berlangsung secara cepat atau lambat. Cepat lambatnya perubahan sosial di setiap masyarakat berbeda-beda. Perubahan pada masyarakat kota akan lebih cepat dibanding dengan masyarakat di desa. Perubahan di negara Eropa lebih cepat dibanding di negara-negara Asia atau Afrika. Perubahan sosial pada masyarakat ada yang berdampak positif mendorong kebaikan serta kemajuan dan banyak pula yang berdampak negatif  menjerumuskan pada keburukan dan kemunduran. Ada dua akibat  perubahan sosial yang berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat yaitu Cultural Lag dan Mestizo Cultural (Vina Dwi Laning 2008).
            Cultural Lag adalah suatu kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara berbagai bagian dalam suatu kebudayaan. Hal ini disebabkan perubahan pada suatu bidang tidak diimbangi oleh perubahan pada bidang lainnya. Misalnya perkembangan pesat dibidang IPTEK tidak diimbangi dengan peningkatan IMTAK pada masyarakat dapat menimbulkan ekses negatif bagi peradaban manusia. Perkembangan teknologi komunikasi internet misalnya, bila tanpa diimbangi dengan kematangan moral spiritual setiap individu akan menimbulkan masalah sosial dalam masyarakat. Komunikasi yang bebas tanpa batas melalui internet idealnya perlu diimbangi sikap bijak dalam menghadapi pengaruhnya. Segala macam ragam informasi via internet baik yang positif maupun yang negatif dapat dengan cepat diakses oleh siapa saja. Jika tidak difilter dalam diri individu maka akan jadi bumerang bagi individu itu sendiri, masyarakat dan bangsa. Contoh, paham-paham Barat yang ditawarkan via internet, kejahatan-kejahatan dunia maya yang kerap terjadi, pembobolan kartu kredit melalui jaringan internet, penipuan, perusakan file penting suatu lembaga dapat menimbulkan kerugian bagi individu atau masyarakat lain. Yang sangat memprihatinkan ternyata tayangan situs-situs porno di WARNET banyak ditemui dan dikonsumsi oleh siapa saja termasuk anak-anak di bawah umur. Hal ini merupakan ancaman yang membahayakan bagi peradaban manusia, bukan kemajuan yang terjadi tapi justru kehancuran moral yang akan  terbukti. Memang, tanpa teknologi perubahan sosial masyarakat akan berjalan lambat, tapi bila tidak dilandasi kekuatan moral dan spiritual kemajuan teknologi akan mempercepat kehancuran budaya. Bukan melahirkan manusia beradab tapi akan memunculkan manusia biadab.
            Mestizo Cultural adalah suatu proses pencampuran unsur kebudayaan yang mempunyai sifat dan warna yang berbeda. Gejala ini ditandai dengan adanya pola konsumsi yang berlebihan dan sikap pamer kekayaan antar masyarakat (materialistis dan hedonis).  Contoh maraknya teknologi handphone (ponsel) pada kalangan remaja dan anak-anak saat ini sungguh bagai jamur di musim hujan. Handphone dianggap sebagai barang penting dalam pergaulan sebagai ajang peningkatan prestise. Wajar bila handphone digenggam oleh tangan para remaja dan anak-anak orang elit di kota metropolitan tapi sungguh ironis ternyata handphone sudah banyak digenggam oleh remaja dan anak-anak dari kalangan masyarakat elit (ekonomi sulit) yang tinggal di pinggiran hutan. Memang lahirnya handphone dapat menjalin hubungan komunikasi yang mudah dan murah, efektif dan efesien. Tapi bila para penggunanya tidak didasari sikap moral dan kekuatan spiritual dapat menimbulkan ekses negatif yang sangat membahayakan peradaban. Contoh kasus yang pernah penulis dengar, ada seorang siswa SD kelas VI di daerah terpencil dari kalangan masyarakat kurang mampu. Dia membawa handphone ke sekolah. Ketika jam istirahat dia mengajak teman-temannya menyaksikan adegan syur (video porno) pada handphonenya di belakang sekolah. Ketika mereka rame-rame asyik menyaksikan adegan yang tak layak untuk dilihat anak usia sekolah dasar kepergok oleh penjaga sekolah kemudian dilaporkan kepada Kepala Sekolah. Handphonenya kemudian dirampas, Kepala Sekolah berikut guru-guru hanya mengusap dada sambil istighfar melihat adegan syur pada pesawat ponsel siswanya. Kemudian pihak sekolah memanggil orang tuanya. Ketika orang tuanya diberitahu, dia mengatakan bahwa tidak tahu ada adegan menjijikan pada handphone anaknya, bahkan kata dia jangankan tahu isi handphone memakainya juga dia tidak bisa. “Lalu mengapa Bapak membelikan handphone kepada anak Bapak?” tanya Kepala Sekolah. Dia menjawab anaknya tidak mau sekolah bila tidak dibelikan handphone, karena teman-teman sebayanya banyak yang memiliki handphone.
            Kasus seperti tersebut di atas sudah terjadi di desa terpencil di pinggiran hutan, apalagi di kota metropolitan barangkali kasus tersebut telah marak dikalangan anak-anak usia SD, para remaja siswa SMP dan SMA apalagi dikalangan intelektual muda para mahasiswa barangkali sudah hal yang biasa. Kita dapat membayangkan dampak negatif terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. Kemajuan teknologi komunikasi dapat menghancurkan akhlak generasi, kemajuan ilmu dan teknologi tidak diimbangi kekuatan iman dan takwa, bukan berdampak positif justru berefek negatif, bukan membawa ke arah kemajuan tetapi menjerumuskan ke jurang kemunduran kembali kepada kondisi masyarakat primitif. Dahulu pakaian minim yang mempertontonkan aurat merupakan hal yang tabu bagi para gadis remaja di pedesaan, tapi kini rok mini menjadi busana yang digandrungi oleh para gadis remaja di pedesaan. Sifat lugu dan feminim mereka mulai luntur dan pudar, perubahan sosial ini terjadi akibat kecanggihan teknologi komunikasi yang lepas kendali. Masuknya jaringan listrik ke peloksok desa diiringi masuknya siaran TV dari berbagai chanel yang menayangkan berbagai perilaku masyarakat kota dan budaya mancanegara ternyata mempengaruhi perubahan sosial masyarakat pedesaan, hanya sayang budaya negatif lebih mudah ditiru daripada budaya positif.
            Quo vadis peradaban manusia bila perubahan sosial masyarakat mengarah kepada kerusakan moral. Krisis ekonomi global dewasa ini telah mengguncang kestabilan sosial, sehingga telah meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan. Tapi krisis akhlak dan dekadensi moral akibat pengaruh teknologi komunikasi yang lepas kendali sungguh lebih membahayakan bagi peradaban manusia. Semoga hal ini menjadi perhatian semua pihak agar bersama-sama mengantisipasi dan mencari solusii untuk mengatasinya. Sebab sejarah perjalanan hidup manusia telah membuktikan, bahwa faktor penyebab kehancuran dan kebinasaan masyarakat masa silam adalah karena rusaknya moral dan peradaban ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar